Pangeran Mohammed bin Salma Di Duga Ikut Terlibat Di Pembunuhan Kashoggi – Jaksa penuntut umum Arab Saudi menyebutkan kepala team negosiasi yg bekerja menggoda wartawan Jamal Khashoggi pulang ke Saudi, jadi figure pemberi perintah pembunuhan. Masalah ini diungkapkan kala jaksa Saudi menyangkal keikutsertaan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) .
Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi yang jubir kantor jaksa Saudi, Shaalan al-Shaalan, dalam pengakuan terkini pada Kamis (15/11) tempo hari mengatakan hasil pengumpulan bukti-bukti pihaknya atas pembunuhan Khashoggi (60) .
Di sebutkan Al-Shaalan kalau perkara ini berasal kala Wakil Kepala Intelijen Saudi, Ahmed al-Assiri — yg udah dicopot dari jabatannya, menyuruh misi buat memaksa Khashoggi kembali lagi Saudi. Al-Assiri adalah figure yg membuat team beranggotakan 15 orang yg di kirim ke Istanbul, Turki. Team itu dibagi ke tiga group, ialah team negosiasi, team intelijen serta team logistik.
Dikedepankan Al-Shaalan kalau misi dari team beranggotakan 15 orang itu cuma menggoda Khashoggi kembali lagi Saudi. Tetapi pada praktiknya, menurut A-Shaalan, kepala team negosiasi menyuruh pembunuhan Khashoggi sehabis ‘negosiasi’ buat membujuknya pulang ke Saudi, tidak sukses dilaksanakan.
” Sehabis periksa serta menginspeksi Konsulat, kepala team negosiasi menyimpulkan kalau tidak bisa dapat membawa korban dengan kekerasan ke area aman apabila negosiasi capai jalan buntu, ” papar Al-Shaalan dalam pengakuan yg diungkapkan di Riyadh, seperti ditulis CNN serta Arab News, Jumat (16/11/2018) .
” Kepala team negosiasi hendak memutuskan buat membunuh korban apabila negosiasi tidak sukses, ” tegas Al-Shaalan dalam pengakuannya. ” Pengumpulan bukti-bukti menyimpulkan kalau insiden itu berakhir pembunuhan, ” ujarnya.
Terus siapa kepala team negosiasi yg disebut Al-Shaalan itu? Belum juga didapati pastinya lantaran identitasnya tak disingkap ke publik.
Tetapi dalam pengakuannya, Al-Shaalan pernah menyebutkan kalau kepala team negosiasi itu udah mengetahui Khashoggi awal kalinya. Kepala team negosiasi itu pun dimaksud sempat kerja dengan seseorang eks penasihat Kerajaan Saudi.
Didapati kalau salah satunya dari 15 anggota team yg di kirim Saudi didapati sempat berubah menjadi ajudan Saud al-Qahtani, penasihat Kerajaan Saudi serta ‘tangan kanan’ MBS. Figure yg disebut merupakan Maher Mutreb sebagai eks diplomat, agen intelijen senior serta sisi dari team keamanan MBS. Ia muncul di sebagian poto kala MBS bertandang ke AS serta Eropa tahun ini.
Menurut seseorang petinggi Saudi yg dilansir Reuters saat lalu, Mutreb udah mengetahui Khashoggi sejak mulai kedua-duanya kerja berbarengan di Kedutaan Saudi di London. ” Ia mengetahui Jamal sangatlah baik, ” ucap petinggi Saudi itu.
Dalam keterangannya, Al-Shaalan menyebutkan kepala team negosiasi itu ditunjuk menurut usul seseorang komandan misi — yg gak dimaksud namanya — yg mendukung Al-Assiri dalam membuat team beranggotakan 15 orang itu.
Menurut Al-Shaalan, Al-Assiri lantas mengabari sang penasihat Kerajaan Saudi — yg udah dicopot serta awal mulanya adalah bos dari individu itu — buat memintanya memberikan tugas individu itu dalam pimpin team negosiasi buat menggoda Khashoggi pulang ke Saudi. ” Eks penasihat itu mendukung permohonan ini, ” ucap Al-Shaalan.
Al-Shaalan dalam pengakuannya menyebutkan Al-Qahtani — eks penasihat Kerajaan Saudi — punyai andil penyelarasan serta berikan kabar dalam perkara pembunuhan Khashoggi ini. Di sebutkan kalau Al-Qahtani pernah bersua team 15 orang itu sebelum mereka pergi ke Istanbul, buat berikan briefing bab kesibukan Khashoggi. Al-Qahtani sekarang masihlah dalam pengumpulan bukti-bukti serta di cegah ke luar negeri.
Ditekankan pun oleh Al-Shaalan dalam pengakuannya kalau MBS tak paham misi itu. ” Ia tak paham, ” tegas Al-Shaalan, yang menyebutkan MBS pernah dikasih laporan palsu bab pembunuhan Khashoggi.