Cuukup Banyak Anak Di Wonogiri Yang Masih Membutuhkan Seragam Sekolah – Memahami jadi salah satunya kabupaten termiskin di Jawa Tengah, Wonogiri bikin terobosan. Untuk menyukseskan program perlu belajar 9 tahun, semuanya siswa SD sampai SMP dari golongan miskin digratiskan cost sekolah juga sekaligus seragamnya.
” Budget untuk program seragam gratis pendidikan basic tahun depannya kurang lebih Rp 9, 3 miliar. Namun jika kelak masih kurang, kami sediakan sampai Rp 10 miliar, ” papar Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Sabtu (22/6/2019) .
Menurut Bupati, penyediaan seragam sekolah sampai kini banyak dirasakan orangtua siswa dari golongan kurang dapat. Bahkan juga ada aduan seolah-olah penyediaan seragam sekolah berubah menjadi ‘proyek’ faksi sekolah.
” Memang pendidikan basic itu saat ini gratis namun butuh digarisbawahi jika gratis cuma untuk operasionalnya. Orangtua siswa harus tetap keluarkan cost pembelian seragam. Termasuk juga tinggi pengeluarannya, dapat lebih dari Rp 600. 000 per anak, ” papar Joko.
” Program seragam gratis kelak teristimewa diserahkan kepada siswa yang orang tuanya tak dapat. Masalah datanya supaya pas tujuan, dipastikan hasil dari verval (verifikasi serta validasi) oleh dinas pendidikan. Namun jika kelak seluruh pihak inginkan supaya program itu harus menyentuh semua siswa SD serta SMP tiada kecuali, kami siap mengerjakan, ” sambungnya.
Faksinya optimistis program dapat berjalan berkat lantaran telah ada rencana serta efisiensi dari mula. ” Untuk kepastiannya tahun 2020 kedepan. Namun jika memang dapat disegerakan, dapat kami mengupayakan agar tahun ini lewat APBD Pergantian, ” tegas Bupati Joko.
Lewat program segaram gratis pendidikan basic, Pemkab Wonogiri, jelas ia, mengusahakan memberikannya pendidikan bermutu tiada diskriminasi serta adil. Semua penduduk punyai hak yang sama atas pendidikan.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Wonogiri, Siswanto, menjelaskan waktu ini di Wonogiri ada kurang lebih 17. 200 siswa SD serta 13. 200 siswa SMP. Untuk keperluan seragam, tas, sepatu, ataupun keperluan pribadi berubah menjadi tanggungan orangtua siswa.
Sedang program pendidikan basic atau sekolah gratis dianggarkan sebesar Rp 21 miliar, untuk cost operasional.