Enrique Punya Misi Saat Melawan Inggris – Inggris dan Spanyol ada pada situasi tidak serupa mendekati pertandingan perdana mereka di League A Group 4 UEFA Nation League di Stadion Wembley, pagi hari kedepannya.
Inggris tengah terbang tinggi, Spanyol tengah mau kembalikan reputasi. The Three Lions, seharusnya dilihat dari pentas Piala Dunia 2018, udah sukses lewat periode sulit. Tidak menjadi juara memang, tapi mereka sukses tembus semi final Piala Dunia dan lewat jejeran sumpah, diantara salah satunya bisa menang melalui beradu penalti.
Inggris di bawah Gareth Southgate juga disangka mainkan sepak bola yang benar berbasiskan kuasai bola dan meyakini pada pemain muda. Pelatih berusia 48 tahun itu sukses mengorbitkan sejumlah pemain muda, seperti Jordan Pickford, bek tengah Harry Maguire, dan bek kanan Kieran Tripper.
Dengan periode bulan madu Piala Dunia, Southgate dapat semangat mengawasi peluang baik. Jadi, nggak sangat berlebihan bila ke depannya masa melawan Spanyol, Southgate turunkan konstruksi dan starting lineup yang sama dengan kompetisi melawan Kroasia.
“Kami hanya punya 20 pertandingan pada sekarang ini sampai Piala Eropa sampai kami tidak ingin memakan waktu buat lihat tentang baru, namun buat memberikannya prinsip-prinsip yang dapat bersamaan kami kala waktu periode pribadi, ” kata Southgate.
Tidak sama seperti Inggris, situasi Spanyol tengah coba bangun kembali kekuatan mereka setelah menelan jejeran hasil kurang memuaskan di tiga momen mayor, Piala Dunia 2014, Piala Eropa 2016, dan Piala Dunia 2018.
Bahkan, di Piala Dunia 2018, mereka alami kekacauan karena satu hari kala pertandingan, federasi sepak bola Spanyol (RFEF) memecat Julen Lopetegui.
Alasannya, Lopetegui karena kerjakan kesepakatan kerja dengan Real Madrid waktu tengah menangani La Furia Roja. Menjadi rubah, federasi sepak bola Spanyol menunjuk Fernando Hierro menjadi substitusi karena masa itu posisinya menjadi asisten pelatih.
Langkah Spanyol berhenti di 16 besar setelah disisihkan tuan-rumah Rusia melalui beradu penalti 3-4 (1-1). Setelah Piala Dunia, RFEF kelanjutannnya menunjuk Luis Enrique menjadi pelatih definitif.
Penunjukan Enrique hampir diprotes karena menjadi pelatih, dia punya reputasi positif di level club. Biarpun, tuntutan di club dan timnas tidak serupa. Di bawah Enrique, Spanyol mungkin dapat nampak tidak serupa, jauh dari sepak bola berbasiskan possession.
Enrique kesempatan dapat melepas type permainan tiki-taka yang membuat mereka hampir nggak terkalahkan pada 2008 sampai 2012, namun mulai nampak sedikit basi dan dapat dipertimbangkan.
Ditambah lagi, Spanyol nggak lagi dapat dukungan Andres Iniesta, David Silva, dan Gerard Pique, yang telah pensiun dari sepak bola internasional. Sebentar Jordi Alba dan Iago Aspas telah dikeluarkan dari tim pertama Enrique.
Hilangnya deret nama itu membuat peluang buat pemain tengah Saul, Rodri, dan Marco Asensio. Pertandingan melawan Inggris menjadi tes awal buat jelas seperti apa muka timnas Spanyol di bawah Enrique.
Sejauh ini, yang nampak baru sekadar peraturan Enrique tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pemain Madrid masa di luar lapangan. Seperti pemanfaatan telpon genggam, pengaturan jam makan, jam tidur, dan tentu gizi pemain.
Gelandang timnas Spanyol Isco mengatakan, terutama buat pemain punya sedikit disiplin. “Keputusan berhenti pakai telephone seluler kala makan yakni baik karena kadang-kadang Anda lebih konsentrasi pada mesin dari pada berkata dengan rekan setim, ” kata gelandang timnas Spanyol Isco
Isco sekian hari paling akhir dijelaskan jadi diantara salah satunya pemain benar-benar terutama di timnas dan sepak bola Spanyol. Biarpun Isco mengaku tidak berasa menjadi pemain bintang, pernyataan Enrique diakui membuat dia berasa dibutuhkan.
“Kami punya pelatih baru dan kami memulai tahap baru dengan gairah. Kami semua sangat senang dan semangat buat memulai dengan permainan ini sampai kami kenal tingkat kami ada. ”